Webmaster SEO Tools

Free xml sitemap generator

Halaman

Sekjen PBB Desak Rekonsiliasi Sinhala-Tamil

KOLOMBO-Perang saudara di Sri Lanka memang telah berakhir. Namun, sejumlah masalah masih terserak. Kemarin, misalnya, tiga dokter yang bertugas di wilayah konflik saat pasukan pemerintah memburu pemberontak Macan Tamil diperiksa Kementerian Kesehatan Sri Lanka karena dianggap menyebarkan informasi yang salah kepada media.

Ketiga dokter itu bernama Thurairaja Varatharajah, Thangamuttu Sathyamurthi, dan V. Shanmugarajah. Mereka melarikan diri dari area peperangan beberapa pekan lalu dan ditangkap tentara sesaat sebelum pemerintah resmi menaklukkan Macan Tamil. Ketiganya--yang merupakan petugas pemerintah--dituding membesar-besarkan informasi jumlah korban warga sipil yang dirawat di rumah sakit tempat ketiganya bertugas. Juga, tentang kelangkaan obat-obatan dan makanan.

"Laporan mereka telah mempermalukan pemerintah,'' ujar Dharma Wanninayake, juru bicara Kementerian Kesehatan Sri Lanka, seperti dikutip Associated Press.

Wanninayake menambahkan, ketiganya juga sama sekali tidak merespons surat yang menanyakan situasi kesehatan di area konflik yang dikirimkan menteri kesehatan. Jika hasil pemeriksaan membuktikan ketiganya bersalah, mereka akan dijatuhi sanksi.

Seperti dikutip berbagai media asing termasuk, para dokter itu mengaku merawat ratusan warga sipil yang terluka. Karena jumlahnya yang amat banyak, rumah sakit darurat di kawasan konflik di utara negeri itu kekurangan tenaga.

Penahanan ketiga dokter itu mengundang keprihatinan internasional. Kementerian Dalam Negeri AS berpendapat bahwa ketiga dokter itu justru telah berjasa menolong banyak nyawa selama konflik terjadi.

"Karenanya, kami meminta pemerintah Sri Lanka membebaskan mereka," ujar rilis resmi Kementerian Dalam Negeri AS, seperti dikutip Associated Press.

Saat konflik memanas, jalur informasi di negeri Asia Selatan itu sangat dibatasi pemerintah. Media asing dilarang masuk. Tenaga medis yang berada di wilayah tempur pun menjadi satu-satunya sumber berharga bagi media.

Sementara itu, kemarin (23/5), Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengunjungi bekas area konflik Sri Lanka untuk kali pertama. Dia mendatangi kamp pengungsian utama yang didirikan pemerintah di wilayah pertanian Manik, dekat Vavuniya. Tempat itu diperkirakan dihuni sekitar 220.000 pengungsi.

Kunjungan Ban membawa tiga misi utama yang hendak disampaikan kepada Presiden Mahinda Rajapaksa. "Prioritas utama adalah meminta adanya akses tanpa rintangan untuk organisasi kemanusiaan internasional, termasuk PBB," ungkap Ban seperti dikutip BBC.

PBB dan berbagai agen kemanusiaan memang mengeluhkan pembatasan akses pendistribusian bantuan kepada pengungsi. Pemerintah berkelit dengan mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk menemukan anggota Macan Tamil yang bersembunyi di kamp pengungsian.

Prioritas kedua adalah membantu pengungsi mendapatkan tempat tinggal. Pemerintah Sri Lanka sebelumnya sudah berjanji memberikan tempat tinggal bagi lebih banyak pengungsi dalam enam bulan ke depan. Adapun misi ketiga Ban adalah mendorong Presiden Rajapaksa untuk segera membuka jalur rekonsiliasi politik antara warga mayoritas Sinhala dengan kaum minoritas Tamil.

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa untuk di praktekkan ya sobat squad1 and happy blogging :)