Webmaster SEO Tools

Free xml sitemap generator

Halaman

Nadran, Tradisi Daerah Pesisir Indramayu


Indramayu, Pelita
Kelansungan pencitraan budaya daerah tergantung pada upaya dari insan yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian budaya tersebut. Seperti halnya, tradisi Nadran yang kerap kali dilakukan oleh masyarakat pesisir Indramayu sebagai pencurahan ucap syukur kepada sang pencipta. Tradisi yang terjunjung tinggi oleh kaum nelayan ini digelar Jumat (1/8) siang.
Gelaran acara yang dimotori oleh KPL Mina Sumitra ini mengawali acara pembuka di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangsong.
Ono Surono, Ketua KPL Mina Sumitra, Agus (Manajer umum KPL Mina Sumitra), Ir Hakim (Kadis Perikanan dan Kelautan Kab. Indramayu), Sudiharto (perwakilan dari KPM), Eka Tarika (Kuwu Karangsong), dan beberapa tokoh masyarakat turut hadir menyemarakan acara pelestarian tradisi daerah ini.
Sebelum menginjak pada acara inti, yakni pemberangkatan rombongan untuk melarung Meron (miniatur perahu nelayan) di tengah laut. Ono menuturkan dalam sambutannya bahwa acara ini tergelar atas prakasa dari para nelayan, bakul (tengkulak), dan juragan yang saling bahu-membahu mengumpulkan sejumlah dana tak kurang dari Rp50 juta demi kelangsungan acara bertradisi daerah ini.
Penyelenggaraan Nadran merupakan limpahan wujud syukur kepada Tuhan atas curahan karunia yang telah dilimpahkan. Disamping itu, upaya pelestarian budaya daerah yang harus tetap dijaga dan dipelihara, serta ajang mengikat tali silahturahmi diantara para nelayan, bakul, dan juragan.
Diuraikan lebih jauh menyangkut silahturahmi, Ono menambahkan, demi terjalinnya rasa kebersamaan, khususnya bagi anggota KPL Mina Sumitra. Dia mengimbau agar para juragan segera mungkin menyerahkan data tentang jumlah ABK dan juru mudi untuk diajukan kepengurusan asuransi. Dan jagan kuatir terkait biayanya, semuanya telah dianggarkan KPL Mina Sumitra, alias gratis! ujarnya. Disusul sambutan dari perwakilan KPM, Sudiharto, berharap, setelah dilangsungkannya acara Nadran ini, para nelayan lebih tergugah dalam beraktivitas.
Setelah itu, acara pelepasan Meron dilakukan dengan ditandai kata komando dari Hakim (Kadiskanla). Secara serta merta ratusan orang yang hadir turut andil menyongsong Meron untuk dipindahkan ke kapal Tongkang. Selanjutnya, tongkang diberangkatkan menuju ke tengah samudra dengan diiringi oleh beberapa kapal lainnya.
Gulungan ombak tidak menyurutkan langkah dalam mengiring Meron ketengah samudra. Sesekali rombongan yang turut serta dalam acara Nadran tersebut terguyur deburan ombak. Ditandai dengan sedikit ketenangan ombak yang datang, pertanda posisi telah ditengah samudra, maka Meron dilepas dan dilarung.
Tidak sedikit nelayan yang langsung nyebur ke laut untuk memperebutkan sajian yang ada dalam Meron. Dan ini merupakan acara puncak dalam pelaksanan tradisi Nadran.

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa untuk di praktekkan ya sobat squad1 and happy blogging :)