Webmaster SEO Tools

Free xml sitemap generator

Halaman

Informasi Komputer 2009

JAKARTA - Penelitian tahunan yang dilakukan untuk kedua kalinya oleh Symantec mengungkapkan bahwa para manajer data center terjebak di antara dua tujuan yang saling bertentangan, ekspektasi pengguna yang lebih besar dan tingkat kinerja yang lebih tinggi, dengan pengurangan biaya terus menjadi tujuan utama untuk data center.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa penyediaan staf data center tetap problematik karena server dan storage masih kurang termanfaatkan dan rencana disaster recovery selalu ketinggalan zaman. Yang terakhir, responden mengindikasikan bahwa prakarsa data center ramah lingkungan mereka lebih didasarkan pada upaya penghematan biaya.

“Penelitian ini mengkonfirmasikan situasi yang kami lihat di lapangan. Perhatian lebih ditujukan pada inisiatif-inisiatif yang akan mendorong penghematan biaya secara cepat ketimbang program-program untuk memperoleh pengembalian investasi (ROI) dalam jangka panjang. Storage telah menjadi fokus utama dalam inisiatif-inisiatif ini karena kebutuhan akan kapasitas terus meningkat meskipun situasi ekonomi penuh tantangan,” ujar Rob Soderbery, senior vice president of Symantec Storage and Availability Management Group, melalui keterangan resminya, Jumat (16/1/2009).

Melakukan Lebih Banyak Pekerjaan dengan Biaya Lebih Rendah
75 persen dari seluruh responden yang disurvei melaporkan bahwa ekspektasi pengguna meningkat secara perlahan atau cepat. Selain itu, 60 persen responden memandang, memenuhi tingkat layanan yang diinginkan oleh perusahaan atau organisasi lebih sulit atau jauh lebih sulit. Hanya 10 persen memandang tingkat layanan lebih mudah dipenuhi. Meskipun demikian, ketika diminta untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan utama selama 2008, pengurangan biaya adalah tujuan yang paling banyak disinggung. Fakta menujukkan, pengurangan biaya disinggung oleh lebih banyak perusahaan ketimbang dua tujuan lain (memperbaiki tingkat layanan dan memperbaiki daya respon) secara gabungan.

Inisiatif utama data center adalah berupaya melakukan lebih banyak pekerjaan dengan biaya lebih rendah, termasuk otomatisasi tugas-tugas rutin (disinggung oleh 42 persen responden), pelatihan-silang staf (40 persen) dan pengurangan kerumitan data center (35 persen).

Penyediaan Staf Tetap Manjadi Masalah Besar
Menurut penelitian tersebut, penyediaan staf tetap menjadi masalah krusial dengan 36 persen responden melaporkan bahwa mereka kekurangan staf, sementara 4% melaporkan kelebihan staf. Selain itu, 43% mengatakan bahwa menemukan pelamar yang memenuhi kualifikasi adalah masalah besar atau masalah sangat besar. Untuk menjawab masalah pemenuhan staf, banyak perusahaan banyak mengandalkan pada alih daya (outsourcing) dan pelatihan. Hampir setengah (45 persen) program alih daya dimaksudkan untuk memberi lebih banyak waktu kepada staf data center untuk fokus pada tugas-tugas lain. Tiga fungsi TI utama yang dialihdayakan meliputi business continuity (46 persen), backup (43 persen) dan storage management (39 persen). Pelatihan dipandang strategis oleh 68 persen responden, dengan 78 persen mengharapkan anggaran pelatihan naik atau tetap konstan pada 2 tahun mendatang.

Server dan Storage Tetap Kurang Termanfaatkan
Pada 2008 perusahaan-perusahaan melaporkan bahwa server data center mereka beroperasi dengan kapasitas hanya 53 persen. Pemanfaatan data center storage bahkan lebih rendah lagi yakni 50 persen. Tidak mengherankan jika Symantec menemukan banyak sekali kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan di dua area ini. Inisiatif besar yang berhubungan dengan server meliputi konsolidasi server (80 persen) dan virtualisasi server (77persen). Untuk storage, inisiatif-inisiatif utama adalah virtualisasi storage (76 persen), perlindungan data secara kontinyu (71 persen) dan pengelolaan sumber daya storage (71 persen).

Disaster Recovery Ketinggalan Zaman
Manajemen data center terus melaporkan perlunya perbaikan di bidang disaster recovery. Fakta menunjukkan, hanya 35 persen melaporkan rencana disaster recovery mereka di atas rata-rata, sementara 27 persen mengatakan masih perlu perbaikan dan 9 persen melaporkan rencana mereka sifatnya tidak resmi atau tidak didokumentasikan. Perusahaan-perusahaan masih merasa bahwa kesalahan manusia (human error) adalah penyebab terbesar terjadinya downtime tanpa terencana, angkanya mencapai 25 persen dari penyebab downtime keseluruhan. Disusul oleh kegagalan hardware/software dan matinya aliran listrik.

Data Center Ramah Lingkungan Dikendalikan Oleh Biaya
Melanjutkan tren yang diidentifikasi pertama kali pada 2007, fokus data center ?ramah lingkungan? lebih didorong oleh masalah biaya pada 2008 dengan tanggung jawab sosial yang meningkat. Penelitian ini menanyakan mengapa menciptakan Green Data Center penting bagi tempat kerja mereka. Mengurangi konsumsi listrik disinggung oleh 54 persen, diikuti oleh pengurangan biaya pendinginan (51 persen) dan rasa tanggung jawab terhadap komunitas (42 persen).

Laporan Tersebut Menegaskan Perlunya Solusi
Penelitian pada tahun ini menunjukkan tetap pentingnya bagi perusahaan-perusahaan untuk mengontrol kerumitan data center dan biaya. Dengan keharusan melakukan lebih banyak pekerjaan dengan biaya lebih rendah, perusahaan-perusahaan berupaya keras menemukan solusi-solusi yang memiliki dampak segera terhadap biaya dan efisiensi.

Laporan tahunan State of the Data Center yang kedua dari Symantec adalah hasil survei yang dilakukan pada September dan Oktober 2008 oleh Applied Research. Penelitian ini membidik 1,600 manajer data center di perusahaan-perusahaan dalam daftar Global 5000 dan institusi-institusi sektor publik yang ada di 21 negara. Untuk mengakses laporan State of the Data Center atau mereview sumberdaya tambahan State of the Data Center, silakan mengunjungi press kit online State of the Data Center. (srn)

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa untuk di praktekkan ya sobat squad1 and happy blogging :)